Surat Kabar 99

BERITA HARIAN | BERITA OLAHRAGA | CERITA SEKS | LIVE SCORE | ISTANA168 | SITUS TARUHAN BOLA DAN TOGEL ONLINE

Situs Judi Bola Online & Bandar Togel Online

Poker Online

SELAMAT DATANG DI SURAT KABAR 99

Selasa, 30 Januari 2018

Kronologi Kasus Viral, Dugaan Penyuntikan Pasien yang Sudah Meninggal Versi Keluarga Korban


SuratKabar99, Sidoarjo - Belum tuntas persoalan di Puskesmas Krian Kabupaten Sidoarjo yang diduga menelantarkan pasien pada pekan lalu.

Senin (29/1/2018) hari ini, giliran Daud Hamzah (41), warga Desa Ketegan, Taman ganti mengeluhkan layanan kesehatan di RS Siti Khodijah Taman, Sidoarjo.

Hamzah mengatakan ibunya yang bernama Supariyah (67) meninggal di rumah sakit tersebut pada 21 Desember 2017 lalu pukul 21.00 WIB.

"Meninggal karena saya menduga ibu saya ditelantarkan dan kemungkinan juga ada dugaan malapraktik terhadap ibu saya," kata Hamzah saat ditemui di rumahnya.


Menurut Hamzah, pada 20 Desember 2017, ibunya mengeluhkan pusing dan mual.

Kemudian Hamzah membawa ibunya ke RS tersebut.

Saat tiba di RS, petugas resepsionis mengatakan ke Hamzah tak ada kamar kosong.

Kemudian Hamzah menanggapi petugas tersebut ingin memasukan ibunya sebagai pasien umum, bukan pasien JKN (BPJS).

"Petugasnya langsung mengatakan ada satu kamar kosong. Akhirnya ibu saya masuk pukul 11.30 WIB," sambungnya.

Mendapatkan ruang perawatan tak berarti mendiang Supariyah ditangani secara medis.

Hamzah mengaku ibunya dijanjikan akan ditangani dua dokter spesialis dalam dan syaraf. Namun hingga keesokan harinya, ibunya sama sekali tak ditangani secara medis.

"Hingga malam hari keesokan harinya sampai keadaan ibu saya kritis juga belum ditangani. Saat itu pukul 20.00 WIB," ujarnya.

Hamzah yang sudah emosi meminta perawat untuk segera memanggil dokter spesialis yang dijanjikan itu.

Pada pukul 21.00 WIB belum juga datang, namun seorang perawat menyuntikan sesuatu ke ibunya tanpa mengecek kondisi mendiang Supariyah.

Namun, Hamzah curiga, ketika perawat menyuntik, keadaan ibunya dalam keadaan tak sadar, tak bergerak, dan tak merespon sama sekali. Hamzah mengecek nadi ibunya, ternyata tak ada denyut. Ternyata Supariyah sudah meninggal.

Pihak keluarga melaporkan kejadian ini ke Polda Jatim. Keluarga juga mengajukan somasi ke RS Siti Khodijah Taman untuk meminta pertanggungjawaban penanganan medis ibu Supariyah.

"Tak ada tanggapan sama sekali oleh pihak rumah sakit," tegasnya.

Kuasa hukum keluarga Achmad Yusuf SH menambahkan, pihaknya sudah mengirim dua somasi ke RS Siti Khodijah Taman.

Somasi pertama tertanggal 10 Januari, namun tak digubris pihak RS.

"Somasi kedua 17 Januari baru ditanggapi. Isinya, mereka (RS) sudah lakukan sesuai SOP, meninggalnya ibu klien kami di luar kemampuan RS, dan kami diarahkan untuk menemui pengacara korporasi," tandas Yunus.

Yunus menyatakan, pihaknya ingin meminta kejelasan terkait tak ditanganinya ibu Supariyah secara kekeluargaan.

"Kami lanjutkan somasi ketiga. Jika tak ditanggapi, kami akan langsung upayakan langkah hukum. Kami sudah melapor ke Polda Jatim dan MKDI terkait masalah ini," ungkap Yunus.

Pihak RS Siti Khodijah melalui Humas Emy Hudayanti, menyatakan belum bisa menanggapi peristiwa ini.

Namun, pihaknya bakal menggelar jumpa pers pada Selasa besok untuk menjelaskan duduk perkara tersebut.

"Besok (Selasa) akan kami jelaskan," ujar Emy melalui sambungan telepon.