Surat Kabar 99

BERITA HARIAN | BERITA OLAHRAGA | CERITA SEKS | LIVE SCORE | ISTANA168 | SITUS TARUHAN BOLA DAN TOGEL ONLINE

Situs Judi Bola Online & Bandar Togel Online

Poker Online

SELAMAT DATANG DI SURAT KABAR 99

Kamis, 15 Februari 2018

Cedera Retak Tulang Tengkorak, Mason Pensiun Dini



Suratkabar99, Kenyataan pahit ditelan Ryan Mason. Cedera retak tulang tengkorak yang dialaminya pada Januari 2017 lalu memaksanya mengakhiri karier sebagai pesepakbola di usia 26 tahun, tergolong sebagai usia emas bagi seorang pesepakbola dalam kariernya.

Keputusan pensiun dini dari dunia sepakbola diumumkan Mason pada Selasa (13/2). Bagi gelandang Hull City itu, pensiun dini dari dunia sepakbola merupakan pukulan telak. Tapi, Mason tidak memiliki pilihan lain. Kondisi kesehatan Mason saat ini tak lagi mendukungnya terus berkiprah di lapangan hijau.

 “Saya dapat mengonfirmasi bahwa setelah mendapatkan saran khusus dari ahli medis yang menangani cedera saya, saya harus pensiun dari sepakbola profesional. Saya telah bekerja tanpa lelah agar bisa kembali ke lapangan. Sayangnya, setelah mendapat saran medis ahli, sekarang saya tidak punya pilihan selain pensiun karena risiko yang terkait dengan sifat cedera saya,” terang Mason, dilansir dari halaman resmi klub.

***

Peristiwa nahas yang mengakibatkan terhentinya karier Mason di dunia sepakbola terjadi saat ia tampil membela Hull City di laga menghadapi Chelsea, di Stamford Bridge, 22 Januari 2017 lalu. Sebenarnya pertandingan berlangsung dalam tensi sedang, hingga Mason mungkin tak pernah mengira bahwa hal buruk akan menimpanya dalam pertandingan tersebut.

Tapi semua berubah di menit 12. Saat itu Mason hendak memutus umpan sepak pojok Pedro Rodriguez yang mengarah ke kotak penalti Hull. Mason melompat berupaya menghalau bola tersebut. Namun Gary Cahill yang melihat bola umpan silang Pedro sebagai sasaran empuk untuk mencetak gol pun turut berusaha menyongsong bola.

Duel pun tak terelakkan. Nahas, bola yang coba disambut Mason dan Cahill lepas dari jangkauan keduanya. Alih-alih menyundul bola, kepala Cahill justru menyundul keras wajah Mason. Kedua pemain tersebut pun terkapar seketika. Namun kondisi yang jauh lebih parah dialami Mason, ia mengerang kesakitan sambil terus memegangi wajahnya.

Seluruh penggawa Hull langsung mengerubungi Mason. Ketegangan pun menyelimuti para pemain Hull kala itu. Tom Huddlestone, yang paling dekat dengan Mason, berusaha menenangkan rekan setimnya itu. Wasit, Neil Swarbrick, kemudian meminta petugas medis bergegas masuk ke lapangan untuk memberi perawatan medis kepada Mason.

Dalam wawancara bersama Talk Sports, Mason mengungkapkan bahwa pada saat itu ia merasakan darah mengalir di dalam kepalanya. Mason menyadari bahwa ada pendarahan di dalam. Ia panik, karena rasa sakit yang begitu luar biasa.

“Mark Waller (Dokter tim Hull City) datang dan langsung tahu bahwa saya mengalami retak tulang tengkorak karena sisi kanan wajah saya lumpuh. Saya beruntung bahwa di sana ada tiga atau empat rumah sakit yang berjarak 30 menit dari Stamford Bridge dan itu begitu penting bahwa dia memilih rumah sakit yang tepat,” katanya.

Sebelum di bawa ke rumah sakit Mason sempat mendapat perawatan selama sembilan menit di lapangan. Setelah itu, Mason dilarikan menuju rumah sakit dengan selang oksigen melekat di hidungnya. Sebenarnya ada beberapa pilihan rumah sakit yang bisa dituju untuk memberi penanganan lebih lanjut kepada Mason. Namun Dokter Mark Weller memilih melarikan Mason ke Rumah sakit St. Mary, dengan jarak tempuh mencapai 30 menit dari Stamford Bridge.

Bukan tanpa alasan Mark Weller melarikan Mason ke rumah sakit dengan jarak yang lebih jauh. Ia menyadari bahwa cedera yang dialami Mason itu sangat parah, sehingga dibutuhkan tindakan operasi sedini mungkin. Atau, nyawanya tidak akan tertolong lagi. Kebetulan, St. Mary merupakan salah satu rumah sakit terbaik di London dalam menangani trauma kepala akibat kecelakaan olahraga, atau kekerasan.

“Keputusan yang menurut saya sangat penting. Jarak kejadian dengan operasi hanya 61 menit. Pendarahan di otak tidak berlangsung lama untuk menimbulkan cedera serius, dan saya pikir itulah yang membuat saya bisa pulih,” jelas Mason.

Mason dalam kondisi kritis saat dilarikan ke rumah sakit. Nyawanya hampir saja tak tertolong kala itu. Diakui Mason, untuk beberapa saat ia merasa nyawanya sudah keluar dari raga. 

“Saya masih mengenakan jersey di ambulans dan merasakan sensasi keluar dari tubuh. Itu terasa tenang dan hal terakhir yang saya ingat di ambulans adalah Rachel (pasangan Mason) berlari di bukit bersama seekor anjing beserta anak kecil laki-laki dan perempuan.”

Selama beberapa pekan, Mason mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Selama kurang lebih 13 bulan lamanya ia pun menjalani pemulihan. Namun, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa ahli medis yang menangani cedera Mason menyarankan agar sang pemain mengakhiri kariernya sebagai pesepakbola.

***

Keputusan Mason gantung sepatu sebagai pesepakbola di usia 26 tahun mengundang reaksi dari beberapa tokoh sepakbola Inggris. Tak terkecuali Gary Cahill, dalam cuitannya di akun Twitter-nya Cahill mengungkapkan rasa penyesalannya.

“Sedih untuk mendengar kabar hari ini dari Ryan. Berduel dalam situasi sepak pojok adalah sesuatu yang kita lakukan ribuan kali dan untuk melihat konsekuensinya kepada pemain profesional seperti Ryan sungguh menyesakkan. [Saya] mengirim segenap cinta saya kepada dia dan keluarganya, dan mendoakannya yang terbaik untuk masa depan,” tulis Cahill.

Mauricio Pochettino, yang tak lain pelatih Mason saat masih membela Tottenham Hotspur juga menyampaikan rasa penyesalannya atas keputusan pensiun yang diambil Mason. Pochettino mengungkapkan bahwa Mason merupakan pemain besar yang pernah membela Tottenham. Ia, memulai kariernya dari bahwa bersama Tottenham hingga masuk ke tim senior.

Menurut Pochettino, Mason merupakan pemain bertalenta. Ia pun melanjutkan bahwa pintu akan selalu terbuka bagi Mason kembali ke Tottenham. Menjadi pelatih di akademi klub, bisa menjadi pekerjaan baru bagi Mason.

"Ini adalah berita yang sangat menyedihkan tapi dia membuka pintu untuk masa depannya bersama keluarganya. Ryan telah berada di tempat latihan dalam beberapa hari ini. Kami telah berbicara dengannya dengan [kepala akademi,] John McDermott. Dia akan sukses dalam hal apapun yang dia lakukan. Dia akan selalu menjadi pemain spesial buat saya,” terang Pochettino, dilansir dari The Sun.