Surat Kabar 99

BERITA HARIAN | BERITA OLAHRAGA | CERITA SEKS | LIVE SCORE | ISTANA168 | SITUS TARUHAN BOLA DAN TOGEL ONLINE

Situs Judi Bola Online & Bandar Togel Online

Poker Online

SELAMAT DATANG DI SURAT KABAR 99

Rabu, 12 September 2018

Ini Penyebab 56 Siswa SMP di Surabaya Suka Silet Tangan Sendiri

Surat Kabar 99, Surabaya - Banyak cara yang biasa dilakukan seseorang untuk meredakan rasa depresinya. Salah satunya adalah dengan melukai dirinya sendiri.

Seperti yang teradi pada 56 siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya.

Melansir Tribun Jatim, sebanyak 56 siswa di salah satu SMP negeri di Surabaya memiliki kebiasaan yang cukup membuat kita bergidik. Yaitu mereka senang menyilet atau melukai pergelangan tangannya sendiri.

Atas permasalahan ini, Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini, terjun langsung menyambangi sekolah tersebut untuk memberikan motivasi kepada semua murid, Senin (10/9/2018).

Selain motivasi, Ia juga memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.

Menurut Risma, motivasi dan dukungan ini sangat penting agar anak-anak di sekolah yang dekat dengan eks lokalisasi itu bisa kembali ke jalan yang benar.

"Jadi ini masalahnya sama untuk sekolah yang dekat lokalisasi. Jadi dia punya masalah di rumah, impact-nya ke anak-anak ini dan yang lain lalu timbul empati," kata Risma.

Ternyata, ini bukanlah kasus untuk pertama kalinya.

Dahulu saat Risma akan menutup lokalisasi Dolly dan Jarak, dirinya banyak menemukan anak-anak yang memiliki masalah di rumah sehingga menjadi beban saat di sekolah.

Sehingga tak sedikit anak-anak yang memiliki perilaku menyimpang dibandingkan dengan anak yang tinggal di lingkungan keluarga normal.

Dan melukai diri sendiri merupakan cara anak-anak tersebut melampiaskan depresinya.

Oleh karena itu, permasalahan semacam ini harus segera diselesaikan dan tak boleh dianggap sepele.

Risma mengaku dirinya akan melakukan langkah khusus untuk anak-anak yang bermasalah.

"Hampir separo anak-anak di sini ini punya masalah. Maka saya sedang minta perlindungan, kami juga memberikan pendampingan psikolog dan memberi mereka hypnotherapy serta trauma healing," tegasnya.

Wali kota Surabaya itu juga akan mengajak siswa SMP N tersebut ke Liponsos Kalijudan untuk menengok anak-anak berkebutuhan khusus.

Tujuannya adalah untuk membuka pikiran anak-anak agar mereka tetap bersyukur.

Ternyata kasus ini terkuak saat seorang guru di SMP N tersebut melapor ke kepolisian dan meminta bantuan pemeriksaan.

Lantaran ada sekitar 56 siswa memiliki luka berupa sayatan di pergelangan tangan mereka.

Setelah diselidiki, mereka melukai diri sendiri karena adanya tekanan batin, masalah sekaligus masalah psikologis.

Oleh karena itu, Risma meminta bantuan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan, untuk memberikan penanganan intensif pada murid di SMP N itu, khususnya mereka yang mempunyai masalah.

"Dari psikolog nanti akan muncul masalahnya apa. Nanti baru kita tangani," kata Ikhsan.

Penanganan ini tidak hanya terkait kondisi mental saja, melainkan penanganan komprehensif lintas organisasi perangkat daerah juga.

Tadi pagi, beberapa murid sudah mulai ditangani oleh psikolog untuk menggali informasi dari mereka.

Sebelumnya Risma berpikir masalah penutupan eks lokalisasi Dolly dan Jarak sudah berakhir, ternyata dampak yang dirasakan justru masih ada.

"Terus terang saya pikir setelah kita tutup, saya hanya butuh menangani anak yang membutukan penanganan khusus saja. Tapi ternyata kami masih punya PR," kata Risma usai memberikan motivasi.