Surat Kabar 99

BERITA HARIAN | BERITA OLAHRAGA | CERITA SEKS | LIVE SCORE | ISTANA168 | SITUS TARUHAN BOLA DAN TOGEL ONLINE

Situs Judi Bola Online & Bandar Togel Online

Poker Online

SELAMAT DATANG DI SURAT KABAR 99

Kamis, 04 Januari 2018

3 Bocah di Malang Alami Trauma Berat Karena Disekap Ibunya Selama Setahun


SuratKabar99, Malang - Kamelia Nawal (13), Zakiah Salsabila (11) dan Dhorifa Nur Zahro (6), masih mengalami trauma, Rabu (3/1/2018). Mereka tidak mau dan memberontak jika bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.

Tiga bersaudara itu merupakan korban penyekapan yang dilakukan oleh ibunya, Alikah. Selama setahun, mereka diasingkan dari dunia luar dengan dikurung di dalam rumahnya, di Desa Sudimoro, nomor 199, RT 14 RW 4, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Dunia pendidikan yang sempat dirasakan oleh mereka terhenti akibat penyekapan tersebut. Kondisinya kurus karena tidak pernah tersentuh sinar matahari dan mengalami kekurangan gizi.

Aksi penyekapan itu terbongkar setelah pemerintah desa setempat dan petugas Polsek Bululawang mendatangi lokasi dan mengeluarkan ketiga bocah itu dari penyekapan ibunya pada Selasa (2/1/2018).

Kapolsek Bululawang, Kompol Supari mengatakan, Alikah yang merupakan pelaku penyekapan tersebut terindikasi mengalami gangguan jiwa. Karenanya, pihaknya menyebut tidak ada indikasi kasus hukum dalam kejadian penyekapan itu.

Pihaknya juga sudah mengirim Alikah ke Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat yang ada di Lawang, Kabupaten Malang.

"Karena ibunya terindikasi gangguan jiwa sehingga ibunya dibawa ke rumah sakit jiwa. Anaknya dirawat di Polindes, setelah selesai sekarang dirawat oleh bapaknya," katanya.

Saat ini, ketiga bocah itu sudah berada dalam asuhan bapaknya, M Romli. Kebetulan, empat tahun yang lalu, orangtua ketiga bocah itu, yakni Alikah dan M Romli bercerai.

Ketiga bocah itu sempat ikut bapaknya. Namun akhirnya kembali ke ibunya dan tinggal bersama ibunya.

M Romli mengatakan, ketiga anaknya masih mengalami trauma berat dan tidak mau ditemui oleh orang lain selain dirinya.

"Nggak mau kalau ketemu orang lain. Kalau orang lain yang belum dikenal tidak mau," katanya.

Ia mengaku tidak mengetahui bahwa mantan istrinya mengidap gangguan jiwa. Hanya saja, ia menyebut bawah mantan istrinya gampang tersinggung dan mudah marah. Hal itu pula yang membuatnya memilih bercerai sekitar empat tahun lalu.

Pria yang masih menduda itu mengaku tidak mengetahui alasan istrinya memperlakukan anaknya seperti itu.

"Saya juga tidak tahu," katanya.

Kendati demikian, pihaknya masih kerap mengunjungi anak-anaknya ke rumahnya yang dulu. Hanya saja, anaknya tidak pernah bercerita bahwa mereka diisolasi oleh ibunya.

"Saya kalau mau bertemu, ke sana (ke rumah istri). Anak-anak menemui saya tapi tidak pernah cerita. Mungkin karena selalu diawasi oleh ibunya," jelasnya.

Sri Utami, salah seorang tetangganya mengaku prihatin dengan kondisi ketiga bocah itu. Menurutnya, ketiga bocah itu kadang menangis karena tidak diperbolehkan keluar oleh ibunya. Ia pun sudah lama tidak melihat ketiga bocah itu keluar rumah.

"Ceria dulu. Tapi kemarin pas dikeluarin sudah tidak ceria lagi," katanya.