Surat Kabar 99

BERITA HARIAN | BERITA OLAHRAGA | CERITA SEKS | LIVE SCORE | ISTANA168 | SITUS TARUHAN BOLA DAN TOGEL ONLINE

Situs Judi Bola Online & Bandar Togel Online

Poker Online

SELAMAT DATANG DI SURAT KABAR 99

Kamis, 18 Januari 2018

Bonus Ngentot Saat Lembur Kerja


SuratKabar99 - Panggil saja namaku Alan, saat ini berkerja di sebuah perusahaan yang terletak di daerah Jakarta Selatan. Alan berusia sekitar 25 tahun, bertubuh tinggi tegap, layaknya tripikal perwira. Alan berkerja di perusahaan asing dengan jabatan sebagai supervisor finance yang bergerak di bidang pembiayaan otomotive yang cukup besar di Jakarta.

Suatu hari Alan mendapatkan jatah kerja lembur hingga jam 01.00 dini hari. Namun ternyata Alan tak sendiri, melainkan berdua dengan Jessy salah satu karyawati yang sama department dengan Alan. Jessy sosok wanita karier yang sangat mengutamakan karier dibandingkan kesenangan. Kaki yang jenjang putih yang menyanggah sepasang pantat yang padat berisi. Tak heran bila dalam berjalan Jessy mampu memabukkan pria seisi department tempatnya berkerja.

Rambut panjang dengan warna kuning bata tergerai sepunggung. Malam itu Jessy mengenahkan rok sepan krem ketat hingga menciplak bentuk CD yang ia kenakan dan kemeja putih tipis yang terkesan memamerkan sepasang payudara yang berukuran 36B dengan hanya tertutup oleh BH hitam berenda. Jessy terbilang wanita yang cantik dengan strukur tubuh 165 cm putih, bibir sensual merah merekah. Tidak sedikit laki laki memburu cintanya, namun entah mengapa hingga saat ini Jessy masih saja menutup hatinya dengan alasan bahwa ia ingin mengejar kariernya terlebih dahulu.

Sekitar jam 8 malam hujan semakin deras turun di luar.

“Permisi Pak, saya minta izin pulang dulu yah. Karena Istri saya sakit.” Ujar salah satu satpam yang kebetulan jaga malam saat itu.

“Oh, yah sudah. Kamu pulang saja nanti saya sampaikan, naik motornya pelan-pelan saja yah pak, jangan buru buru..” Kata Alan sambil mengingatkan satpam tersebut sebelum meninggalkan ruangan finance di lantai 3.

Jessy yang duduk didepan mejanya tak mengubris pembicaraan mereka, melainkan hanya terfokus kepada pekerjaan yang menumpuk dihadapannya. Malam semakin larut, suasana ruangan pun semakin mencekam karena dinginnya suhu didalam ruangan itu.
Cerita Hot Bonus Lembur Yang Nikmat

Entah berawal darimana, Alan seakan-akan tersengat sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan matanya untuk menatap pemandangan itu. posisi meja kerja Alan dan Jessy hanya bersebelahan dan sudah tentu Alan dapat melihat sosok wanita yang duduk di meja sebelahnya. Sengaja atau tidak, dua kancing kemeja Jessy terbuka dan memampangkan payudaranya yang putih dengan hiasan Bra hitam renda. Mungkin karena hawa yang dingin membuat Jessy seakan akan memancing birahi Alan di tambah rok Jessy yang terangkat cukup tinggi hingga memamerkan kulit pahanya yang putih bagaikan porselin tak tergores.

Laki laki mana yang akan membiarkan pemandangan seindah ini dibiarkan saja, bigitupun dengan Alan. Meskipun ia menahan untuk menolak melihat, namun ia hanyalah laki laki yang sama dengan lainnya, memiliki hasrat, hasrat dan keinginan.

“Alan.. tolongin aku dong.. Aku mau ke kamar kecil, cuman aku takut jam segini ke kamar kecil sendiri. Kamu mau gak temenin aku sebentar, mau yah..” ujar Jessy dengan muka yang sedikit mengoda.

Bagaikan terhipnotis Alan langsung menuruti kemauan Jessy untuk menemaninya. Berjalan dibelakangnya sambil menatap bongkahan pantat sexy yang sangat mengiurkan.
Sekitar 10 menit Alan menunggu di depan pintu kamar kecil. Akhirnya Jessy keluar dengan kemeja yang telah dikeluarkan dari pinggangnya.

“Kok lama banget sih, kalau cewek kencing itu memangnya lama yah.. ngapain aja sih kalau cewek itu didalam kamar kecil sama segitu lamanya..” tanya Alan memancing pembicaraan.

“Ih.. kamu mau tau saja. Kenapa gak masuk aja tadi sekalian liat aku lagi ngapain didalam sana..” ujar Jessy dengan ekspresi menantangnya.

“Kamu gak ajak aku masuk sih, aku kan juga mo kencing tadi.” Balasnya.

“Mau kencing atau ngencingin aku, dasar kamu genit.” Ujar Jessy yang mengoda Alan.

Alan tak begitu menghirau omongan Jessy, karena Jessy memang dikenal suka bercanda dan mengoda laki laki dengan penampilannya yang menantang mata yang menatap ke dada dan pantatnya itu. Namun malam ini Jessy lebih berani dan lebih menantang dengan memperlihatkan dadanya yang membusung secara terang terangan.

“Alan..” panggil Jessy yang berdiri di depan meja kerjanya.

“Kenapa..?” jawab Alan pura pura tak memperhatikan penampilan menantang dari Jessy yang memperlihatkan bongkahan dadanya sengaja di bungkukkan menyentuh meja kerja.

“Dingin-dingin gini enaknya ngapain yah..kamu ada usul menarik gak. Mumpung kita berdua nih..”

Serasa serak tenggorokan Alan mendengar pertanyaan Jessy, semakin gugup Alan hingga salah tingkah dalam menjawab pertanyaan Jessy.

“kalau menurut kamu, enaknya kita ngapain..?”

“Bagaimana kalau kita sejenak tinggalkan pekerjaan yang menumpuk dimeja, dan saling share tentang kehidupan pribadi kita. Bagaimana???” usul Jessy yang berpindah posisi duduk di sudut meja kerja Alan. Entah sengaja atau tidak dengan duduk di atas meja Alan dan memperlihatkan sepasang paha jenjang mulus putih dan samar samar terlihat celana dalam hitam rendanya yang mengintip malu didalam.

“Alan, boleh aku tanya sesuatu yang sedikit terdengar pribadi ke kamu..?”

“Oh silahkan saja, memangnya ada hal apa hingga mau bertanya tentang hal pribadi ke aku.” Ujar Alan yang terlihat mengujur butir2 keringat di dahinya. Ini bukan karena kepanasan namun karena tingkah laku Jessy yang membuat Alan seperti ini.

“Kenapa kamu sepertinya menghindari aku yang sejak dulu mencoba untuk mendekatimu, apakah kamu tidak menyukaiku yang mengagumi kamu..?” tanya Jessy langsung.

Semakin gugup Alan jadinya, setelah mendengarkan pernyataan yang jelas keluar dari mulut sensual Jessy yang ternyata selama ini menutup dirinya dari laki laki manapun, karena ia menyukainya.

“Tidak, biasa saja ah. Saya tidak menghindari kamu. Saya hanya tidak suka kalau banyak mata yang selalu memandangimu berjalan saat kau berjalan.”

“Kamu cemburu yah. Kalau laki laki suka melihat cara jalanku di kolidor kantor department ini..?” Tanya Jessy tersenyum, ternyata Alan cemburu.

“Hahaha… siapa yang cemburu, toh kamu kan bukan pacar aku dan aku juga sebaliknya.” Jawab Alan yang mulai memerah mukanya karena malu tertangkap menatap ke dalam sela rok Jessy yang terbuka itu.

“Kamu mau kalau aku minta untuk menjadi pacar aku Alan???” tanya Jessy tiba tiba sambil menahan tubuhnya kebelakang menahan dengan kedua tangannya dimeja kerja Alan.

Alan hanya terdiam dan pura pura sibuk dengan lembaran lembaran kerja diatas pangkuannya.

“Alan. Jangan kamu perlakukan aku seperti ini, aku mencintaimu dan aku seperti ini juga karena aku persembahkan kepadamu. Bukan untuk laki laki nakal yang suka melihatku, tapi untuk kamu..”

“Alan, lihat kesini.. sebagai bukti dari rasa ini. Aku rela kalau kita habiskan malam ini berdua disini. Aku sudah lama butuh belaian tangan tangan perkasamu menjelajahi setiap lekuk tubuhku. Tolong Alan jangan kau hindari aku lagi.” Ujar Jessy sambil mengapai telapak tangan Alan dan menuntunnya masuk ke dalam kemeja dan menjamah payudaranya yang sedari tadi telah membuat Alan berhasrat.

Jessy membiarkan tangan Alan terus meremas payudaranya naik turun seirama dengan desahannya. Perlahan Alan semakin masuk ke dalam lembah nikmatnya dunia. Tak dapat dipungkiri olehnya bahwa ia sesungguhnya juga menyukai Jessy, apalagi saat ini hanya ia berdua di ruangan yang dingin dan terjebak antara pekerjaan dan hujan yang deras di luar sana.

“Sssssshhh.. Alan. Jamah aku sepuas dan seluas tanganmu mengapai tubuhku… nikmati aku dan lumatlah tubuhku kedalam genggaman perkasaanmu Alan, berikan aku kepuasan yang selama ini kuimpikan.”

Mendengar desahan itu, Alan semakin meledak hasrat yang terkubur didalam dirinya. Digapai pinggang sintal Jessy dan ditariknya hingga kini Jessy duduk di atas pangkuan Alan. Bagaikan seorang anak kecil yang merindukan susu ibunya, Alan semakin buas melahap payudara Jessy yang semakin mengembang karena hasrat yang sudah meraja.

Dengan lidahnya Alan menari nari diatas puting susu Jessy yang semakin membengkak keras, sesekali di gigit dan dihisap, hingga desahan liar itu pun tak bisa ditahan oleh Jessy lagi. Semakin keras hisapan Alan, semakin liar pula desahan yang keluar dari mulut sensual Jessy.

Merasa tak ingin melewatkan sensasi indahnya malam ini bersama pria pujaan hatinya. Jessy menjulurkan tangannya turun menyusup masuk kedalam pinggang Alan yang masih terikat oleh tali pinggang kulit.

“Oh my God… besar sekali.” Terteguh Jessy ketika mendapati besarnya rudal Alan yang masih tersembunyi didalam celana katun. Jessy hanya diam namun tetap menikmati hisapan mulut Alan yang tak henti mengigit payudaranya hingga tertotol totol merah.

Tiba tiba… Alan membopong tubuh Jessy dan mendudukkannya kembali diatas meja kerjanya. Tanpa banyak berkata kata hanya dengan menatap matanya, Jessy pun tahu apa keinginan Alan selanjutnya. Perlahan Jessy menarik kedua sisi roknya hingga kepinggang dan melebarkan kedua pahanya untuk segera dinikmati oleh Alan.

Diusap usapnya celana dalam Jessy yang kini terpampang di hadapannya, hingga basah oleh cairan nikmat Jessy yang menyerap. Diangkat kedua kaki Jessy hingga mengelantung diatas dengan kedua sepatu hak tinggi hitam yang masih melekat ditelapak kakinya.

Disisipkan telunjuk kanan menyelinap diantara salah satu sisi celana dalam Jessy dan menariknya hingga membuka memperlihatkan belahan indah Kemaluan yang bau yang sangat merangsang hasrat binatang Alan semakin memuncak.
Cerita Hot Bonus Lembur Yang Nikmat

Tenggelam kepala Alan diantara belahan paha Jessy yang menantang. Perlahan ujung lidah Alan menyentuh dan menyapu seirama di sekitar lipatan yang mengoda. Hingga tersibak sesuatu yang sungguh nikmat diantara belahan kemaluan yang mengintip malu. dijilat jilat klintoris itu berkali kali, semakin lama semakin bertambah membesar dan merah merekah, tanda bahwa kini diantara rongga kemaluan Jessy sudah terbanjiri oleh cairan cintanya.

“Ooo… Alan. Nikmatnya, oooo sungguh nikmatnya. Lakukan sesukamu sayang, buat aku semakin gila akan permainan ini.” Ujar Jessy yang tak jelas diantara desahan dan ucapannya. Tangan tangan Jessy semakin liar menjamah kepala Alan dan berusaha memendamkannya lebih dalam ke kemaluannya.

Alan tak sungkan sungkan memasukkan jari tengahnya dan mengaduk aduk isi kemaluan Jessy keluar masuk, hingga semakin cepat dan cepat jari tersebut mengesek setiap rongga kemaluan Jessy. Seakan secara langsung memberikan sebuah sensasi nikmat yang tak pernah ia dapatkan selama ia melakukan mastrubasi sendiri setiap pagi sebelum ia berangkat kerja.

Satu persatu baju yang melekat pada tubuh mereka dilucuti oleh mereka hingga kini yang terpampang hanyalah dua sosok sepasang anak manusia yang tak tertutupi sehelai benang pun… molek namun dengan tatapan penuh api hasrat yang menjalar disetiap urat nadinya.

Tak menyangka oleh Jessy, seorang laki laki yang terlihat diam ternyata didalam dirinya tersembunyi sebuah keliaran laki laki yang sungguh membuat ia tercengang sekaligus menikmati setiap detail perlakuannya kepada dirinya.

Hingga kini Jessy mau tak mau menuruti permintaan Alan untuk melakukan segala posisi pemanasan yang belum pernah ia saksikan di adegan panas dvd koleksinya.
Mereka melakukan gaya 69 namun bukan seperti hal 69 yang bisa dilakukan banyak orang. Jessy harus mengelantung dengan posisi kepala dibawah dan mengoral batang kemaluan Alan dan sebaliknya Alan menjilati kemaluan Jessy yang sudah sungguh sungguh basah oleh cairan kewanitaannya.

Namun entah mengapa Jessy tak sedikitpun menampilkan penolakan atas semua perlakuan ini, ia malah menikmati setiap lidah rakus Alan yang mengoyak oyak setiap jengkal bibir kemaluannya yang sedikit tertumbuhi bulu hitam halus berbentuk V.

Lalu Alan berjalan perlahan lahan mempertahankan posisi pemanasan ini hingga membawa Jessy menuju ke sebuah sofa panjang yang tak jauh darinya. Perlahan Alan merebahkan tubuh Jessy yang tetap melumat batang kemaluannya, tak henti hentinya Jessy mengoralnya hingga tetes demi tetes liurnya mengalir di selah bibir sensual yang menikmati batang keperkasaan seorang laki laki seperti Alan.

Perlahan Alan meminta Jessy untuk mengambil posisi jongkok di bawanya dan dengan tangan perkasanya, Alan mengenggam rambut panjang Jessy dan menekan kepala Jessy dan menyuruh mengulangi oral batang kemaluannya kembali.

Bagi Jessy batang kemaluan Alan memang berukuran Jumbo panjangnya sekitar 18 cm dengan diameter 8 cm. Begitu besar begitu memuaskan bagi Jessy yang saat itu sudah terbakar hasrat birahi terpendamnya.

Disodok kuat kuat batang kemaluannya kedalam bibir sensual Jessy, tak perduli Jessy menerima sepenuhnya atau tidak, namun Alan tetap memaksa memasukkan seluruh batang kemaluannya, hingga terasa sekali kepala penis Alan menyentuh ujung tenggorokan Jessy dan masuk hingga ke tenggorokannya. Tak heran bila Jessy hampir seperti orang muntah muntah saat mengoral batang kemaluan Alan yang besar ukurannya.

Tak lama kemudian didalam mulut Jessy terasa diurat urat kemaluan Alan berdenyut denyut dan menyentak, seperti sesuatu akan keluar didalam sana. Jessy berusaha mengangkat kepalanya, namun ternyata berbeda dengan keinginan Alan. Ditahan batang kemaluannya agar tetap didalam mulut Jessy dan sesaat kemudian bersamaan dengan mengerangnya Alan bagaikan serigala yang bersahutan di tengah malam, muncrat pula bertubi tubi tembakkan cairan hangat didalam mulut Jessy, hingga hampir semua mani Alan masuk tertelan oleh Jessy. Hanya sedikit yang tersisa dan mengalir diselah bibir Jessy yang kini telah bebas dari batang kemaluan Alan.

Dengan Tubuh yang hanya tinggal tenaga sisa. Jessy tergulai lemas di antara selangkangan Alan. Namun lain lagi dengan yang dirasakan oleh Alan. Melihat Jessy yang lemas tergulai di kakinya. Alan kembali membopong tubuh sintal itu dan merebahkannya diatas meja kerjanya dan sambil meremas remas batang kemaluannya, Alan membuka lebar kedua kaki Jessy dan di angkat diatas bahunya. Perlahan kepala kemaluannya ia oles oleskan ke bibir kemaluan Jessy yang hampir mengering. Perlahan pelan dan pelan, tak terasa bibir kemaluan Jessy kembali berkontraksi oleh rangsangan belaian kepala kemaluan Alan yang memancing.

“Uuuh…Alan.. bentar sayang. Aku capek sekali 30 menit kasih aku waktu untuk memulihkan tenagaku yah..” pinta Jessy yang sambil tergulai lemas.

Namun Alan seperti orang kesetanan, ingin sesegera kembali menikmati daerah yang lebih nikmat dibandingkan dengan mulut Jessy yang baru saja mengoralnya.
Perlahan Alan menekan kepala kemaluannya yang besar memasuki gerbang kemaluan Jessy, namun itu bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh Alan dengan ukuran batang kemaluannya yang besar, Alan harus sabar dalam menerobos kemaluan yang sempit itu, meski Jessy sesungguhnya tak perawan lagi.

Akhirnya Alan membungkukkan kepalanya dan mendekatkan ke kemaluan Jessy dan meludahi air liurnya ke sisi bibir kemaluan Jessy. Kemudian kembali dengan batang kemaluannya Alan mengusap usap bibir kemaluan Jessy berulang ulang, naik turun naik turun.

Perlahan Alan kembali memasukkan batang kemaluannya, sesekali ia melirik ke wajah Jessy yang menyeringai menahan nyeri sakit pada bibir kemaluannya. Namun Alan tak dapat menahan gejolak birahinya yang telah mengalahkan akal sehatnya. Perlahan 1cm masuk menguat bibir kemaluan Jessy… 3cm… setiap urat urat kemaluan Alan mengesek rongga kemaluan Jessy… dan 6cm… terus masuk dan masuk hingga benar benar terbenam didalam dan tertelan habis oleh kemaluan Jessy…

“Saakkit Alan….” erang Jessy yang bersamaan dengan linangan air mata yang mengalir di kedua pipinya. Genggaman kedua tangan yang mencengkram begitu kencang pada lengan Alan, seakan menahan sakit yang tak dapat lagi ia rasakan.

Berjuta sensasi yang sangat berbeda dirasakan oleh Alan. Ketika batang kemaluannya berada sepenuhnya di dalam kemaluan Jessy, terasa seperti remasan demi remasan menyelimuti sekujur kemaluannya. Hangat, basah, nikmat bercampur menjadi satu. Alan memberikan waktu sesaat untuk Jessy dalam menyesuaikan batang kemaluannya yang kini menyumbat penuh dikemaluannya.

“Masih sakit say…” ujar Alan mencoba mengalihkan rasa sakitnya.

“Hmmm.. masih.”

“Boleh aku lanjutkan dan mengantikan sakit itu menjadi rasa yang nikmat…”

“Hmmm… pelan pelan yah, punya kamu besar banget sih.” Ujar Jessy dengan linangan air mata yang masih terlihat bercahaya di matanya.

Perlahan Alan menarik pinggulnya keatas, lalu menekannya kembali. Berulang ulang dan berulang ulang. Setiap Alan melakukan gerakan, wajah Jessy menyeringai menahan sakit. Akhirnya Alan membisikkan kepada Jessy bahwa ia harus menahan sedikit sakit untuk mengapai rasa nikmat yang berjuta juta datang. Jessypun perlahan menganggukkan kepalanya dan memalingkan tatapannya ke kiri bahunya dan..

“Aaaahh… Alaan.” Erang Jessy ketika Alan menarik pinggulnya dan dengan cepat menancapkan kembali batang kemaluannya ke dalam kemaluan Jessy, Terus menerus memompa Jessy dan tak memperdulikan erangan Jessy lagi, sakit atau tidak.

10 menit telah berlalu semenjak rasa sakit itu melanda kemaluan Jessy. Samar samar diantara derasnya hujan yang menerpa diluar sana, terdengar erangan erangan yang lebih menyerupai desahan kenikmatan. Desahan itu tak lain dan tak bukan berasal dari bibir Jessy yang mengatup ngatup tak henti hentinya.

“Sssshhh.. Alan. Sssshhh..”

“Bagaimana sayang…? Bagaimana..?”

“Alan.. ssshhh.. nikkkmaat, enak Alan.. Lebih keras lagi Alan, please.. Ooooh..”

Semakin cepat dan bertubi tubi Alan memompa kemaluan Jessy yang sungguh telah terbuai nikmat itu. Entah sudah berapa kali Jessy mengerang panjang yang menandakan saat itu ia mencapai puncak klimaksnya. Namun tidak bagi Alan sang Kuda jantan Mongolia. Ia tetap menancapkan dan memompa Jessy berkali kali.

Dalam hati Jessy, ia begitu puasnya malam ini berdua dengan Alan dan tersalurkan segala inginnya. Alan begitu kuat dalam mengauli wanita seperti Jessy, sekitar 4 jam mereka nonstop bersenggaman dalam derasnya air hujan yang menerpa. Tak perduli kini jarum jam telah menunjukkan jam 1 dini hari, mereka masih saja memadukan cinta kasih mereka meraung silih berganti erang mengerang memenuhi ruangan department tempat kerja mereka.

Hingga akhirnya saat saat yang dinantipun datang, terasa disekujur lapisan kulit kemaluan Alan berdenyut denyut hebat, hingga pada hentakan terakhir sambil memeluk erat tubuh sintak Jessy dalam pelukan. Alan mengerang panjang dan memuncratkan cairan maninya berkali kali hingga memenuhi setiap jengkal rongga kemaluan Jessy.
Kini mereka berdua tergulai lemas tak berdaya dengan posisi batang kemaluan Alan yang masih tetap menancap dan sisa sisa mani yang masih tetap keluar dari batang kemaluannya.

Sayup sayup mata Alan membuka kecil dan menatap wajah Jessy yang sedang menatapnya sambil memeluk Alan yang masih menindihi tubuh Jessy yang telanjang diatas meja kerja Alan yang kini berantakkan tak karuan.

“Terima kasih yah.. kamu mau memberikan aku kenikmatan yang belum pernah aku terima..” sapa Jessy diselah tatapan sayu Alan.

“Iya.. karena mulai saat ini kita adalah sepasang kekasih di satu departement ini..”

“Dan aku akan dengan setia menemani kamu kerja lembur.. I love U Alan.” Ujar Jessy sambil mengakhiri kata katanya dengan mengecup lembut kening Alan yang merapat di dadanya.