SuratKabar99, Depok - Kepolisian Resor Kota Depok menangkap 26 orang yang diduga pelaku perampokan toko pakaian Fernando yang terekam CCTV kemudian viral di sosial media. Mereka tergabung dalam geng motor Jepang, singkatan dari 'Jembatan Mampang.'
"Kelompok ini sudah berkali terlibat kejadian yang meresahkan masyarakat," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Depok Komisaris Putu Kholis Aryana di kantor Polresta Depok pada Senin, 25 Desember 2017.
Putus menjelaskan, sebelum menjarah dan merampok Toko Fernando di Jalan Sentosa, geng motor Jepang berniat membuat keributan atau tawuran. Begitu melihat melihat jalan sepi dan Toko Fernando yang masih buka, mereka langsung melakukan perampokan dengan cara penjarahan.
Penjarahan dan perampokan oleh geng motor Jepang itu terekam kamera CCTV toko Fernando, Kecamatan Sukmajaya, pada Ahad pagi, 24 Desember 2017, sekitar pukul 04.30 WIB. Setelah korban melapor polisi soal kejadian dengan kerugian Rp 13 juta tersebut, para tersangka tertangkap di dua lokasi berbeda pada hari yang sama dengan penjarahan. Dari 26 tersangka, satu di antaranya perempuan.
Kepala Sub-Bagian Humas Polresta Depok Ajun Komisaris Sutrisno mengatakan, korban bernama Nendi menuturkan bahwa para pelaku datang dari arah Jalan Juanda, kemudian tiba-tiba berhenti di depan toko. Mereka lalu mengambil barang yang diinginkan begitu saja, kemudian kabur. Penjaga toko tak bisa berbuat banyak melihat perampokan itu.
Memang tak semua anggota rombongan tersebut melakukan perampokan. Sebagian masih bertahan di sepeda motor. “Mereka mengambil kaus, jaket, dan celana jins, lalu kabur ke Jalan Tole Iskandar," tutur Sutrisno saat dihubungi Tempo pada Minggu lalu.
Putu menjelaskan, kelompok geng motor Jepang selalu bergerombol ketika melakukan aksi busuknya, seperti ketika melakukan perampokan di Toko Fernando. Sebelumnya, para anggota berkumpul di salah satu titik yang ditentukan. "Kemudian ramai-ramai berkeliling untuk membuat onar," ucapnya.