Surat Kabar 99

BERITA HARIAN | BERITA OLAHRAGA | CERITA SEKS | LIVE SCORE | ISTANA168 | SITUS TARUHAN BOLA DAN TOGEL ONLINE

Situs Judi Bola Online & Bandar Togel Online

Poker Online

SELAMAT DATANG DI SURAT KABAR 99

Sabtu, 10 November 2018

Di Balik Terlepasnya Genggaman Erika di Viaduk Surabaya

 
Surat Kabar99, Surabaya - Naas nya akhir dari Drama Kolosal yang di tampilkan tiap tahun. Sahluki tak kuasa menahan sedih dan tiada henti melantunkan kalimat tauhid tatkala putrinya yang masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar itu, dipindahkan dari kamar jenazah RSUD Dr Soetomo Surabaya ke mobil ambulans usai tragedi drama kolosal di viaduk Surabaya. tak ia sangka putrinya, Erikawati mengembuskan napas terakhir kalinya setelah terjatuh dari viaduk karena terlepas dari genggaman ibunya saat menonton Surabaya Membara.

Pria tersebut pun menceritakan tentang kejadian saat itu. Dia menuturkan, banyak orang yang menonton Surabaya Membara dari viaduk rel kereta api di Jalan Pahlawan Surabaya.

Tiba-tiba, penonton drama kolosal di viaduk panik karena melihat kereta api datang. Masing-masing orang ingin menyelematkan diri. "Di tengah kerumunan orang yang panik, putri saya terlepas dari genggaman ibunya," kenang Sahluki.

Dia bersama istrinya, Liana, lantas terjatuh dari viaduk sempit setinggi 6 meter, karena terdorong para penonton lain yang ingin menyelamatkan diri. Tentunya, tanpa tahu di mana keberadaan sang buah hati ketika tragedi drama kolosal viaduk terjadi.

"Istri saya sekarang dirawat di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, karena ada bagian tulang di tubuhnya yang patah," ujar Sahluki seperti dilansir Antara.

Kisah Mr X dan Harijanto
Ad pula kisah pada malam yang tak di duga itu, Harijanto bergegas mencari kabar tentang putra bungsunya, Helmi Surowijaya. Sebab, pemuda 16 tahun tersebut sempat pamit kepadanya ingin menonton drama kolosal Surabaya Membara di Tugu Pahlawan.

Hatinya tak tenang, apalagi dia mendapat kabar, ada tiga orang yang meninggal dalam insiden tersebut. Dia lalu menuju RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Ada korban meninggal yang ditandai sebagai Mr X, karena polisi tidak menemukan kartu identitas saat mengevakuasi jenazahnya. 

Ketika melihat jenazah Mr X, hati Harijanto runtuh. Dia tak menyangka, Mr X adalah anaknya sendiri. 

"Anak saya selepas maghrib tadi pamit mau nonton drama Surabaya Membara di Tugu Pahlawan," ujar sang ayah, Harijanto, saat mengurus kepulangan jenazah putranya di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

"Ini baru pertama kalinya anak saya nonton drama kolosal Surabaya Membara di Tugu Pahlawan. Dia nonton sendirian," ucapnya dengan nada lirih.

Satu lagi korban meninggal dunia dalam tragedi ini terindentifikasi bernama Bagus Ananda, warga Jalan Ikan Gurami, Surabaya.

Jasad remaja berusia 17 tahun itu pada Sabtu dini hari ini dipindahkan dari kamar mayat RSUD dr Soewandhie ke RSUD dr Soetomo Surabaya dan kemudian diambil keluarganya.

Berdasarkan data dan informasi dari Command Center Surabaya, sebelas orang terjatuh dari viaduk jalan Pahlawan saat menonton drama memperingati Hari Pahlawan 10 November Surabaya.

Petugas BPB Linmas Surabaya, Damkar 112 Suroboyo, Satpol PP Surabaya dan pihak kepolisian membantu proses evakuasi korban. Seluruh korban dibawa ke RS PHC dan RSUD dr Soetomo.

Sementara itu, Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menegaskan tengah menyelidiki kelalaian panitia penyelenggara pementasan drama kolosal ini.

Kepala Polrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan menyebut tiga korban meninggal dunia, serta enam lainnya mengalami luka-luka akibat kereta api tiba-tiba melintas di atas viaduk tersebut, sesaat sebelum pementasan drama kolosal dimulai.

Dia mengatakan, korban luka-luka saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.